REFERENSI DESTINASI WISATA DI KABUPATEN KEBUMEN

Home » » CAGAR BUDAYA MASJID SOKO TUNGGAL, PEKUNCEN, SEMPOR, KEBUMEN. SITUS RELIGI DAN SEJARAH, BUKTI PENYEBARAN SYARI'AT ISLAM DI MASA LAMPAU

CAGAR BUDAYA MASJID SOKO TUNGGAL, PEKUNCEN, SEMPOR, KEBUMEN. SITUS RELIGI DAN SEJARAH, BUKTI PENYEBARAN SYARI'AT ISLAM DI MASA LAMPAU

Written By Unknown on Saturday, March 18, 2017 | 3/18/2017 09:02:00 PM

MASJID SOKO TUNGGAL

Masjid Saka Tunggal berada di desa Pekuncen, kecamatan Sempor kira- kira 3 km dari kota Gombong, dan diyakini sebagai masjid tertua di kabupaten Kebumen, yang dibangun sekitar tahun 1719 pada masa Adipati Mangkuprojo. Karena saka guru masjid hanya satu, masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Saka Tunggal. Sejarah Masjid Saka Tunggal tak bisa dilepaskan dari sosok Adipati Mangkuprojo. Pada era 1700, Adipati Mangkuprojo merupakan tokoh yang gigih melawan penjajah. Karena terdesak dia melarikan diri dan memilih bergerilya di daerah Pekuncen. Maklum daerah itu merupakan daerah Keputihan. Selain bergerilya, Adipati Mangkuprojo juga giat syiar Islam.
Konon, kerangka masjid disusun di Keraton Kartosuro, kemudian baru dibawa ke Pekuncen dengan berjalan kaki. Kerangka masjid terdiri dari satu batang saka dan empat buah danyang atau skur. Kerangka tersebut dibawa dari Keraton Kartosuro menuju Pekuncen dengan berjalan kaki. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Umumnya masjid biasanya ditopang oleh empat saka sebagai penyangga utama bangunan. Namun sesuai namanya maka masjid ini hanya ditopang oleh satu saka saja. Saka tunggal sebagai penopang utama bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 30 x 30 cm. Saka setinggi sekitar emapat meter tingginya.
Di ujung atas soko tersebut terdapat empat batang kayu melintang sebagai penyangga utama bangunan masjid tersebut. Di tengah-tengah saka terdapat empat skur untuk membantu menyangga kayu-kayu yang ada di atasnya. Kayu yang digunakan sebagai soko tersebut merupakan kayu jati pilihan. Kecuali saka tunggal dan skur tersebut, banguan lain di masjid tersebut telah direnovasi. Pada awal pendirian, atap masjid dibuat menggunakan ijuk dan dindingnya menggunakan tabak bambu. Kurang lebih seabad kemudian yakni tahun 1822 dilaksanakan rehab bangunan atap yang semula ijuk diganti dengan atap genteng. Tetapi dindingnya masih menggunakan tabak bambu. Baru pada tahun 1922, dinding bambu diganti dengan bangunan tembok batu bata. Bangunan masjid tersebut  saat ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Di lokasi masjid tersebut juga terdapat situs sejarah yang lain, yaitu makam keluarga Adipati Mangkuprojo berjarak kurang lebih 300 m arah utara masjid. Makam tersebut pada tahun 1985 direnovasi oleh keluarga Sumitro Djoyohadikusumo (begawan ekonomi Indonesia). Tidak mengherankan jika setiap bulan ruwah dalam penanggalan Islam, keluarga Sumitro Djoyohadikusumo pasti datang berziarah ke makam ini.
Sumber: sunting from “https://rahayudwi66.wordpress.com/2014/11/26/sejarah-mesjid-saka-tunggal-desa-pekuncen-kecamatan-sempor/”
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

JENIS WISATA

Total Pageviews

Popular Posts

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. DESTINASI WISATA KEBUMEN KEREN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger