SENDANG PELUS
Sendang
Pelus ini terletak di Kecamatan Buayan, atau 10 km selatan Gombong dan 31
km barat daya Kebumen. Air yang ke luar dari celah batu gamping di bawah
perbukitan membentuk sebuah sendang yang memiliki garis tengah sekitar 5
m. Dan air yang disalurkan melalui parit, atau di bagian hilirnya dipakai
oleh penduduk setempat untuk keperluan memasak, mandi dan mencuci.
Dari namanya
Sendang Pelus bisa dipastikan bahwa ada pelus yang hidup atau menjadi
penghuni sendang itu. Menurut Sukini ada sembilan ekor pelus yang sampai saat
ini bersembunyi di lubang-lubang sendang dan hanya menunjukkan dirinya bila
Sukini memberinya makanan. Kesukaan pelus-pelus ini nasi dan telor goreng Dengan
sebatang kayu telor itu dipotong-potong dalam beberapa bagian kemudian ditusuk
dengan ujung kayu tadi dan digerak-gerakkan didepan lubang dimana pelus-pelus
itu bersembunyi. Lalu muncullah dari dalam lubang pelus-pelus yang misterius
itu. Separuh badannya keluar dan separuhnya masih didalam lubang. Melihat rupa dan warnanya kesan mistiknya lalu
muncul. Rupanya mirip ikan Bayong tapi dengan ukuran yang besar memanjang
seperti ular dengan sisik kehitam-hitaman Yang muncul waktu penulis melihatnya
cukup besar menurut Sukini beratnya sekitar tujuh kilo sedang yang paling besar
jarang sekali keluar meskipun “dipancing” dengan makanan yang sama. Di sendang
bagian atas ada lima ekor sedang di hilir yang menyatu dengan selokan selebar
kurang lebih tiga meter ada empat ekor.
Menurut Sukini
pelus-pelus itu sangat menikmati tinggal disitu karena tidak ada yang berani
mengusiknya. Bagaimana mau memancingnya kalau melihat rupanya saja sudah ngeri.
Pelus-pelus ini juga mempunyai anak namun jumlahnya tidak pasti dan cenderung
“lenyap” begitu saja tanpa diketahui kemana larinya. Dan anehnya pelus-pelus
yang hidup disitu seolah-olah tidak bisa diganggu oleh kehadiran ikan-ikan
lain. Pernah dicoba memasukkan ikan emas dengan harapan akan memberi “warna”
dan nuansa lain supaya lebih semarak tetapi ikan-ikan tadi tidak bertahan lama
karena hanyut ke selokan dan entah kemana.
Ada beberapa
ikan kecil yang bergerombol itupun menurut Sukini juga ikan-ikan “bawaan” sudah
sejak lama hidup berdampingan secara damai dengan para pelus yang berwi
bawa itu. Pelus laki-laki warna sisiknya lebih hitam sedang yang perempuan
lebih terang dan Sukini menyebutnya lebih putih. Dia ketawa waktu penulis
mengomentarinya “wah kaya manusia saja perempuannya lebih menarik”. Keberadaan
pelus-pelus ini tidak diketahui dengan pasti. Sejak kakek Sukini yang juga
menjabat sebagai juru kunci pelus-pelus ini sudah ada, tentu saja keturunannya
entah generasi yang keberapa. Wisata Sendang
Pelus nuansa mistisnya sangat kental ini sangat terasa begitu memasuki halaman
sendang rasanya ada semacam “pesan” supaya kita jangan ribut atau berteriak
layaknya kalau kita berwisata ke pantai atau tempat-tempat lain yang memberi
keceriaan kepada pe ngunjungnya. Perilaku sopan,tidak mengeluarkan suara-suara
keras seolah otomatis hinggap begitu saja tanpa ada yang memerintahkan atau
memintanya.